“Ini nich, dastermu yang bikin susah, selalu ngikutin gerakan tanganku,”jawabku.
“Eeehh…jadi harus gimana dong mas, punggung dan pinggangku juga pegal-pegal,”tanya Anna.
“heeh…mana kutahu, kecuali kalau dasternya dicopot baru dach tanganku leluasa memijat-mijat pinggang dan punggungmu,”kataku sambil berharap Anna mau melepaskan dasternya.
“Waduh…kalau dicopot berarti aku telanjang dong, wah bahaya…kalau mas Hen genit…ckckckck…gak ach,”kata Anna.
“telanjang sich gak juga, kan masih ada BH dan CDmu,”kataku kembali sambil masih tetap mengharap Anna melepaskan dasternya.
“Wahh..malu mas, tapi…hhhmmm…mas ambilin handuk dong di kamar mandi,”Anna kembali berkata sambil meminta tolong padaku untuk mengambilkan handuk.
Segera kuambilkan handuk tersebut dan kuserahkan pada Anna,
“mas Hen, balik badan dong, aku mau buka dasterku nich, jangan ngintip yach,”Anna berkata saat ia menerima handuk tersebutTapi Anna lupa didepan tempat tidurnya itu terletak cermin yang besar sehingga biarpun aku membalikkan badan tapi bentuk tubuhnya yang hanya berbalut CD dan BH saja nampak dihadapanku walaupun cuma sebentar tapi cukup untuk menggeliatkan siotongku, dari cermin kulihat Anna sudah kembali tengkurap dengan handuk yang menutupi bagian pantatnya dan sebagian punggungnya.
“An, sudah belum,”aku pura-pura bertanya.
“sudah mas Hen, tapi mas Hen janji yach gak nakal yach…,”jawab Anna sambil memohon.
“iyach..ach…aku gak akan nakal, cuman badung ajach,”candaku
“iiihh…mas Hen…iiihh jangan dong..,”kata Anna sedikit ketakutan.
“iyach..aku bercanda kok,”kataku menenangkan Anna.
Lalu tanganku mulai bersentuhan dengan punggung Anna, tapi gerakkan tanganku saat memijat punggung Anna masih tidak dapat dengan leluasa karena terhalang oleh BH Anna,
“An, sorry yach…kaitan BHnya kulepas yach, kalau gak tanganku susah buat mijatnya nich,”kataku.
“hhmmmm… iyach dech…tapi janji yach mas, mas Hen gak akan nakalkan,”Anna mengiakan permintaanku.
Kulepaskan kaitan BHnya, karena BH yang dikenakan oleh Anna adalah BH tanpa tali jadi begitu kulepaskan kaitannya, gumpalan payudara Anna kulihat disamping kiri dan kanan punggungnya tersebut, kemudian akupun mengambil hand body Anna, lalu punggungnya mulai kulumuri hand body dan tanganku mulai bergerak perlahan memijat-mijat punggung Anna, agar lebih mudah kurubah posisiku, kukangkangi tubuh Anna, kedua lututku tepat berada disamping kiri dan kanan pinggang Anna dan pantatku bersentuhan dengan pantat Anna, si otongpun mulai menggeliat bangun, melihat kemulusan punggung Anna dan merasakan empuknya pantat Anna.
Dengan lembut tubuh Anna mulai kupijat-pijat, jari jemariku mulai menari-nari di bagian tengah punggung Anna mulai dari sekitar pinggang sampai ke leher, sambil tanganku sibuk memijat-mijat punggung Anna, mataku sibuk juga melirik gumpalan payudara Anna yang meluap kepinggir, dari posisiku sekarang ini gumpalan payudara Anna itu terlihat disamping kiri dan kanan punggungnya, ******ku semakin menegang.
Dari tengah sedikit demi sedikit jari jemariku kuarahkan kesamping kiri dan kanan punggungnya, sampai jari jemariku mulai menyentuh pinggiran payudara Anna, saat jemariku mulai menyentuh pinggiran payudara Anna itu, kulirik wajah Anna untuk melihat ada perubahan di wajahnya, kulihat kedua mata Anna tertutup dari mulutnya kudengar desahan lirih, setelah yakin tidak ada perubahan dan tidak ada penolakan dari Anna, jemariku semakin sering menyentuh pinggiran payudara Anna tersebut.
Setelah kurasakan cukup memijat-mijat punggung dan pinggiran payudara Anna, tanganku beralih ke bongkahan pantat Anna, kemudian kuremas-remas lembut kedua bongkah pantat Anna yang montok itu, setelah terlebih dahulu kusingkirkan handuk yang menghalangi gerakan dan pandanganku, saat kuremas-remas pantatnya kulihat paha Anna sedikit mengejang, perlahan-lahan tanganku turun kearah paha bagian dalamnya, kupijat-pijat lembut didaerah itu, kedua kakinya yang tadinya rapat mulai terbuka sedikit demi sedikit seiring dengan pijatan-pijatanku di kedua pahanya, silih berganti kupijat paha dan pantatnya Anna, semakin sering pula kudengar Anna mendesah.
Saat kaki Anna semakin terbuka lebar kulihat CDnya Anna dibagian kemaluannya sedikit basah, saat itu tanganku sedang memijat-mijat pantat Anna, dengan perlahan-lahan jari jempolku kuarahkan di dekat pangkal paha Anna dan jari jempolku mulai menekan area tersebut, sementara jari yang lainnya masih memijat-mijat pantat Anna.
“An, CDnya ngalangin nich, kubuka yach biar pijatanku lebih enak,”kataku sambil tidak menghentikan pijatanku.
Kulihat Anna menganggukkan kepalanya, melihat anggukan Anna, CD Annapun kulepaskan, dan juga tidak lupa kulepaskan celana boxerku, kulihat kepala ******ku sudah mengeluarkan cairan pelicin juga, aku kemudian bersimpuh di antara paha Anna dan melanjutkan pijatanku, kedua jempolku kembali kutekankan di pangkal paha Anna tepatnya dibibir vagina Anna, kulihat vagina Anna yang gembung, garis bibir vaginanya terlihat masih bagus, kutekan-tekan dengan lembut kedua pinggiran vaginanya tersebut dengan jempolku, sementara jemari yang lain secara bersamaan meremas-remas pantatnya.
Anna semakin mendesah-desah, dan pantatnya mulai terangkat sedikit demi sedikit, kedua kakinyapun semakin terbuka lebar seolah ingin memberikan ruang untukku, gerakan jempolku mulai berputar di kedua pinggiran vagina Anna, sehingga lubang vagina Anna mulai terlihat karena gerakan berputar jempolku tersebut, ingin rasanya kusedot dan kujilati vagina Anna yang berwarna merah muda itu, tapi kutahan hasratku tersebut karena takut akan membuat Anna kaget, bisa hilang nanti burung yang hampir dalam genggamanku.
Gerakan jempolku yang berputar merambat perlahan-lahan kearah kelentitnya Anna, lalu dengan bergantian jempol kiri dan kananku mulai mengelus dan menekan kelentit Anna, kelentit Annapun mulai terlihat oleh mataku, warnanya merah muda, bentuknya kecil sebesaran kacang kedelai, ingin rasanya kujilati kelentit itu, tapi lagi-lagi kutahan hasratku untuk melakukan hal itu, sementara ******ku sudah mengeras sekali sudah sangat siap untuk menerobos masuk kedalam lubang senggama Anna.
Kurasakan kedua jempolku sudah semakin basah oleh cairan birahi Anna, nampaknya sudah waktunya untuk melakukan keinginanku yang dari tadi kutahan,
“An…Anna…enak pijatanku…,”tanyaku dengan nafas yang sedikit memburu karena menahan birahiku.
“Hhhmmm….hhhmmmm….,”gumam Anna sambil menganggukkan kepalanya.
Melihat Anna yang sudah pasrah itu, akupun semakin berani,
“mau yang lebih enak..lagi An,”tanyaku kembali.
Anna tidak menjawab pertanyaanku tapi kulihat kepalanya sedikit terangguk, melihat hal itu, akupun tidak mau membuang kesempatan emas tersebut, tanpa membuang waktu lagi ******ku kuarahkan ke lubang vaginanya Anna, keinginanku untuk menjilati kelentitnya Anna terpaksa kutunda dahulu, takut nanti Anna berubah pikiran saat merasakan jilatan lidahku di kelentitnya,
Sleeeeppp……kepala ******ku mulai terjepit di lubang vagina Anna, dan tanpa menunggu lebih lama lagi,
Bleeeessss…..******ku mulai menyeruak masuk kedalam rongga senggama Anna, perlahan tapi pasti, ******ku mulai terbenam sedikit demi sedikit.
Bersambung ............... Cerita Panas dan Seru Ana Menikmati Kusetubuhi 3
SHARE US →