Hari ini adalah hari kedua kami di Surabaya, dan hari pertama kami di pameran, pameran di buka sekitar jam 10 pagi, kegiatan kami hari ini cukup menguras tenaga, stand kami banyak di kunjungi terutama oleh para lelaki, kebanyakan dari mereka hanya sekedar ingin berbincang dengan Tina dan Anna, ada juga beberapa yang serius bertanya tentang produk-produk kami, tapi lebih banyak lagi yang bertanya tentang no HP Anna dan Tina, untungnya kedua gadis itu ahli dalam menghadapi para lelaki usil tersebut.
“Tin, sini sebentar, aku mau tanya,”Aku memanggil Tina untuk mendekatiku.
“Ada apa Boss, pengen lagi yach,”Tina berkata lirih begitu dia sudah berada didekatku.
“Bukan itu, tapi kemarenkan waktu berhubungan, aku-kan keluarnya di dalam, aku takut kamu hamil ajach,”bisikku.
“Ooohhh…itu, gak usah takut boss, seperti Anna bilang everything under control…hihihihi… kirain minta nambah lagi,”jawab Tina sambil berlogat cadel seperti Anna saat mengucapkan Control.
“Uihhh..lega dah, emangnya masih mau ngerasain si otong gua ini,”jawabku sambil melepaskan nafas lega.
“Hhhmmmm… *****ku masih gatal pengen digaruk lagi sama si otong, tapi badanku masih lemes, dan kurang tidur, pengen tapi tidak malam ini, hihihihi mau istirahat dulu, kalau besok malam pasti kulayani lagi si otong tuch sampe pagi,”kata Tina genit sambil mengedipkan matanya.
“hehehehe…sip dach,”jawabku.
Kemudian kami kembali di sibukkan melayani pengunjung yang kembali memenuhi stand kami, tanpa terasa jam menunjukkan pukul 13.00, kamipun bergantian untuk makan siang, Anna dan Tina menyuruhku untuk makan terlebih dahulu, karena kata mereka akukan bossnya jadi harus makan terlebih dahulu, yang mendapatkan bagian ke 2 untuk makan adalah Anna karena Tina ngotot yang tua lebih dulu makan takut pingsan katanya, Tina memang anaknya suka bercanda, usil, dan ceriwis juga.
Saat itu Tina yang mendapatkan giliran terakhir makan siang baru saja meninggalkan stand, dan para pengunjungpun sudah mulai sepi, terlihat Anna menggerakkan kepalanya sambil tangannya memijat-mijat pundaknya, melihat hal itu kuhampiri dia.
“Kenapa An, cape yach?” tanyaku
“hooh nich, pegel-pegel, pundak dan leherku tegang, terus yang paling parah ini nich betisku, kebanyakan berdiri,”kata Anna
“lagian kamu pake sepatu hak tinggi begitu sich, jelas ajach pegel,”kataku
“iyach ach, salah pake nich, seharusnya pake yang gak ada haknya,”Anna membetulkan perkataanku.
“Mau kupijitin gak,”aku menawarkan bantuannya.
“bener nich, mau dong, tapi jangan disini, gak enak kelihatan sama pengunjung, nanti ajach setelah acara ini selesai, mas Hen pijitin aku yach, makasih sebelumnya,”kata Anna
“Sip dach, pokoknya buat Anna yang cantik apa saja kan kulakukan,”kataku
“Uuuhh..mulai dah rayuan gombalnya, inget aku tuch udah punya suami, jangan genit lho, tar kulaporkan sama suamiku, hihihihi.”Anna berkata menggodaku.
“Eits…siapa yang genit, gak takut dilaporkan sama suaminya, lha aku kan Cuma nolongin mijit istrinya yang cuantik ini biar gak sakit,”kataku lagi.
Senda gurau kami terhenti karena ada beberapa pengunjung yang mendatangi stand kami, dari kejauhan kulihat Anna sedang bergegas mendatangi kami, kamipun kembali disibukkan dengan kegiatan kami lagi.
Tepat pukul 6 sore pameran hari inipun ditutup, kamipun berbenah merapikan stand kami, jam 6.30 tuntas sudah kami merapikan stand kami, kamipun m*****kah ke restoran di hotel tersebut untuk makan malam.
Kami bertiga kembali kekamar kami masing-masing setelah selesai menyantap hidangan malam kami, kurebahkan tubuhku setelah aku masuk kedalam kamarku dengan tak lupa mengunci pintu kamarku, setelah rasa lelah dan pegalku reda, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, rasa segar kurasakan setelah kuselesai mandi, kukenakan celana boxerku dengan tanpa mengenakan dalaman, aku memang terbiasa dengan hanya mengenakan celana boxer saja, tanpa CD soalnya lebih bebas kurasakan, juga yang sudah menjadi kebiasaanku adalah aku tidak pernah mengenakan pakaian atau kaos untuk menutupi bagian atasku, aku lebih suka bertelanjang dada.
Kemudian kurebahkan tubuhku sambil menonton acara TV lokal, selang beberapa menit kudengar ketukan di pintu, dengan malas-malasan aku melangkahkan kakiku kepintu kamarku, kuintip lubang yang berada di pintu untuk memastikan siapa yang datang, kulihat dikoridor depan pintu kamarku tidak nampak seseorangpun.
“kurang ajar nich orang, gak ada kerjaan pake ngetuk-ngetuk pintu orang,”batinku menggerutu.
Saat kembali ketempat tidur, kembali kudengar ketukan pintu, dan baru kusadari ternyata suara ketukan itu berasal dari pintu yang menghubungkan kamarku dengan kamarnya Anna, kuhampiri pintu tersebut dan kubuka, dihadapanku terlihat pintu yang terletak dikamar Anna setengah terbuka dan wajah Anna yang melongok dari balik pintu tersebut.
“Ada apa, An?,”tanyaku
“Iihhh…lupa dia, jadi gak mau tolongin aku,”kata Anna sambil cemberut.
“Oohhh…yang mijitin kamu itu,”kataku memastikan.
“Ya..iyalah…memangnya minta tolong apalagi,”kata Anna masih cemberut
“Oohh…kukira gak jadi, hehehe”kataku sambil tertawa,
“Tapi An, aku-kan sudah terbiasa bertelanjang dada begini, kamu gak risihkan, soalnya males nich kalau mau pake kaos lagi,”tanyaku
“Hhmmm…yach udah, gak apa-apa dech, tapi bener yach mas Hen, jangan genit yach…,”kata Anna.
“masa aku dibilang genit sich, emang kapan kamu kugenit-in, eh…,”tanyaku
“Belom pernah sich,”kata Anna membuka pintunya lebar-lebar.
Akupun melangkahkan kakiku masuk kedalam kamar Anna, mengikuti langkah Anna yang menuju tempat tidurnya, dari belakang kulihat pantat Anna yang cukup besar itu bergoyang, bayangan garis CDnya terlihat dari balik dasternya yang berwarna kuning, sementara disebelah atas kulihat juga garis BHnya tercetak dengan jelas di dasternya itu.
“Mas Hen, aku tengkurap atau telentang nich,”Anna bertanya tentang posisinya.
“Tengkurap dong neng, kalau telentang nanti aku bukannya mijit…hehehe,”kataku
“Tuch kan, mas Hen mulai genit dech,”Anna merengut
“lha iyakan, barusan kamu tanya mo telentang apa tengkurap,”jawabku
Anna mencibirkan bibirnya, setelah itu ia membalikkan tubuhnya dan tengkurap diatas tempat tidur, akupun segera naik ketempat tidur, dan duduk di dekat kakinya Anna, kemudian akupun mulai memijat-mijat telapak kaki Anna.
“Mas Hen, kok pintar sich mijatnya,”tanya Anna setelah merasakan pijatan-pijatanku di telapak kakinya.
“hehehehe…gini-gini aku-kan pernah belajar bela diri,”jawabku “hihihihi…ditanya pintar mijat, malah jawabnya pernah belajar bela diri, gimana sich,” Anna tertawa geli
“Iyach maksudku saat belajar bela diri itu aku juga diajarin untuk bisa membetulkan otot-otot yang keseleo,”jawabku sambil tetap tanganku memijat-mijat telapak kakinya
“Ooohhh…gitu.. tapi bener-bener enak mas, pijatannya,”kata Anna.
Sambil memijat mataku tidak pernah beralih dari bongkahan pantat Anna yang montok, pikiranku membayangkan meremas-remas pantat Anna, telapak kaki selesai kupijat, akupun beralih memijat-mijat betisnya Anna, kurasakan kulit Anna yang lembut, yang membuatku semakin membayangkan kehalusan kulit Anna di tempat yang lainnya, kudengar Anna beberapa kali memuji pijatanku yang dirasakannya enak sekali, telapak kakinya yang sudah selesai kupijat dirasakan olehnya sudah tidak berat seperti tadi siang.
Tanganku mulai merayap kearah paha Anna setelah kurasakan otot-otot betisnya Anna tidak terlalu tegang, dengan lembut kupijat-pijat paha Anna, Anna semakin mendesah keenakan merasakan pijatanku,
“Ooohh…Mas Hen, enak betul pijatanmu, alangkah beruntungnya gadis yang mendapatkanmu,”kata Anna
“hehehehe…apa hubungannya bisa mijat sama gadis,”kataku sambil tertawa
“adalah mas, kan tiap malam bisa minta dipijatin sama suami,”kata Anna
“Wah…itu sich enak di dia gak enak di gua, udah kerja seharian eh pulang kerumah disuruh mijatin, emang suaminya tukang pijat yach, hehhehe”kataku sambil tertawa dongkol
“hihihihi…marah dia, kan gak tiap hari mas, kalau istrinya pegal-pegal ajah,”lanjut Anna
Pijatankupun beralih kearah punggung Anna, tapi aku agak kesulitan memijat punggungnya Anna karena daster yang dikenakan oleh Anna berbahan satin, sehingga saat memijat-mijat punggungnya dasternya ikut tertarik-tarik, Annapun merasakan hal yang sama ia tidak merasakan enak saat dipijat punggungnya tersebut. ..........
SHARE US →